
Resesi atau dalam bahasa umumnya ialah penurunan atau kemrosotan, merupakan sesuatu yang paling ditakuti bagi pengusaha muda. Resesi modal perusahaan sendiri disebabkan karena strategi pengembangan perusahaan yang melamban, dalam artian tenggelam dari setiap tren yang dibutuhkan pasar. Maka bagi pengusaha muda diwajibkan untuk selalu melahirkan inovasi terbaru, untuk menghadapi resesi modal perusahaan. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, ikuti langkah-langkah strategi yang jitu guna menghadapi resesi:
Terapkan Strategi Perkembangan Untuk Memenangkan Kompetisi,
Tidak ada salahnya belejar dari competitor. Dalam bisnis belajar dari competitor bukanlah hal menjiplak, meniru, ataupun mencontoh. Akan tetapi stratgi ini dapat untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan kompetitor. Kompetisi tidak semuanya jelek, dari kompetitor kita dapat memahami apa yang masih menjadi kekurangan dalam segi pelayanan untuk para pelanggannya.
Fokus Pada Inti Persaingan,
Bagi pengusaha muda ataupun baru dituntut untuk mencari keunikan pasar menjadi sebuah hal yang wajar. Perusahaan yang masih dinilai membangun, perlu menemukan value proposition yang menarik. Maka dari itu perusahaan harus matang dalam menilai pangsa pasar, dan merivisi kinerja usaha untuk terus up to date.
Buat Jaringan Pasar Lebih Luas,
Melihat, mencoba, revisi itu yang perlu direalisasikan oleh pengusaha muda untuk terus memacu bisnisnya. Langkah ini dapat menjadi peluang untuk menambah pelanggan yang setia. Setelah menjalankan langkah ini, tetap untuk merawat kepercayaan dan pelayanan yang ramah terhadap pelanggan yang sudah lama.
Fokus Merawat Dan Mengembangkan Aset,
Aset merupakan faktor kunci dalam modal peruahaan. Jika sebuah strategi pemasaran mendapat hasil yang maksimal, maka persiapkan laba tersebut untuk merawat aset yang berfungsi menciptakan produk, selebihnya kembangkan laba tersebut untuk mendapatkan aset baru yang memiliki fungsi terkait dengan bidang usaha yang dijalani.
Kepemilikan Nilai Aset Yang Sepadan Dengan Intensif Pajak,
Baik untuk individu ataupun perusahaan kepemilikian aset harus memiliki nilai yang imbang dengan intensif pajaknya. Pasalnya resesi modal perusahaan terkadang timbul dari intensif pajak yang besar. Selebihnya jika pengusaha telah melalaikan pajak, maka hal ini dapat menjadi boomerang bagi perusahaan yang sedang berkembang.