THE DAY OF SILENCE & CELEBRATION : NYEPI DAN TRADISI UNIK SEPUTARNYA

Bulan Maret merupakan bulan sakral di Bali, khususnya bagi masyarakat beragama Hindu yang bersama-sama dengan seluruh penduduk pulau merayakan hari raya Nyepi. Sebelum dan setelah Nyepi, terdapat pula sejumlah tradisi unik yang menarik untuk disimak. Berikut tim redaksi rangkumkan khusus untuk kamu.

MELASTI

ecc1Melasti merupakan upacara membersihkan tubuh dengan air alam yang dianggap sebagai sumber kehidupan, dan dilakukan 4 hingga 2 hari sebelum Nyepi. Kegiatan ini diawali dengan beberapa ritual Hindu dan diakhiri dengan pergi ke pantai atau tepi danau bersama-sama untuk membasuh diri.

PAWAI OGOH-OGOH

ecc2Dilaksanakan tepat pada malam sebelum Nyepi, pawai Ogoh-Ogoh adalah parade meriah yang sudah terkenal bahkan hingga ke kancah internasional. Ogoh-Ogoh merupakan boneka raksasa yang biasanya terbuat dari gabus dan kayu, yang diarak oleh para pria mengelilingi kota sebelum akhirnya dibakar. Boneka Ogoh-Ogoh memiliki makna hal-hal negatif dalam diri setiap insan yang divisualisasikan sebagai sosok besar menakutkan, dan pada akhirnya dimusnahkan agar manusia dapat kembali menjalani kehidupan dengan lembar baru.

NYEPI

ecc3Sesungguhnya, Nyepi merupakan perayaan tahun baru umat Hindu Bali. Di hari yang sangat sakral ini, masyarakat Bali tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas di luar rumah, bahkan tidak boleh menyalakan lampu. Bahkan jalur penerbangan di bandara Ngurah Rai turut ditutup selama 24 jam hari Nyepi. Di hari yang hening ini, kamu bisa menikmati atmosfir alam Bali yang asri tanpa polusi, yang tentunya akan memberikan kesan tersendiri di masa liburan kamu.

OMED OMEDAN

ecc4Dirayakan hanya di daerah jalan Sesetan, omed-omedan adalah tradisi unik yang dinanti-nanti kawula muda Bali, khususnya di banjar Sesetan. Kegiatan ini diawali dengan memisahkan sekelompok pemuda dan pemudi yang kemudian diarahkan untuk berciuman sembari disiram dengan air hingga basah kuyup. Pada mulanya, masyarakat Sesetan melakukan tradisi ini untuk menjalin silaturahmi, namun lama kelamaan menjadi sebuah daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan dan menjadi salah satu ‘festival’ tradisional yang paling ditunggu.